Oleh: Rori Septian
Siang tadi ada
kejadian yang menurut sebagian orang unik dan sebagian yang lainnya menganggap
hal tersebut memalukan. Tetapi bagi saya pribadi kejadian tersebut membuka mata dan pikiran saya untuk tetap yakin dengan jalan hidup yang telah kita pilih.
Ceritanya siang tadi
saya menonton liga futsal nasional di GOR Saburai Bandar Lampung. Ketika jeda
babak pertama, ada dua penampilan tim cheerleaders dari dua sekolah berbeda di
Bandar Lampung. Penampilan pertama tidak menimbulkan kehebohan karena
penampilan mereka tidak ada yang ‘aneh’. Namun penampilan tim kedua yang
membuat suasana GOR semakin ramai karena sorak sorai penonton menyaksikan aksi
mereka.
Salah gerakan kah?
Bukan, iyaaa… bukan kejadian salah gerakan atau penampilan yang kurang kompak, melainkan dari 7 personil tim cheerleader tersebut ada satu personil pria yang menjadi anggota tim mereka. Bersoraklah semua penonton melihat aksi mereka dan saya amati fokus penonton tertuju pada gerakan gemulai layaknya wanita dari personil pria anggota tim cheerleader tersebut.
Bukan, iyaaa… bukan kejadian salah gerakan atau penampilan yang kurang kompak, melainkan dari 7 personil tim cheerleader tersebut ada satu personil pria yang menjadi anggota tim mereka. Bersoraklah semua penonton melihat aksi mereka dan saya amati fokus penonton tertuju pada gerakan gemulai layaknya wanita dari personil pria anggota tim cheerleader tersebut.
Beragam reaksi dari para penonton, ada yang
senang, ada yang geli sendiri dan tidak sedikit juga yang berkomentar negatif melihat
aksinya. Berhubung saya duduk di tribun penonton, saya pun mendengar dengan
jelas komentar-komentar negatif dari para penonton khususnya penonton pria yang
menganggap aksi personil pria tersebut memalukan kaum mereka, salah satunya ada
yang berkomentar “anak itu gak di adzanin kali ya waktu lahir” dan masih banyak
lagi. Mungkin gak masalah ketika personil pria tersebut tidak sendirian,
artinya ada personil pria lain di tim tersebut.
Tapi ini mungkin lho yaaaa…
Tapi ini mungkin lho yaaaa…
Namun, bagi saya hal
tersebut mengajarkan bahwa kita seharusnya tetap yakin dan percaya diri juga ‘mengabaikan’
komentar negatif orang lain yang menanggapi pilihan kita selagi hal yang kita
lakukan tidak merugikan orang lain. Saya pun salut dengan anak tersebut, dia
tetap menampilkan penampilan terbaiknya dan menghiraukan sorak sorai penonton
yang cukup gemuruh meledeknya.
Mental juara…
Iyaa, anak tersebut memiliki mental juara yang tidak dimiliki semua orang, hal inilah yang patut kita contoh. Meskipun banyak yang tidak suka dengan apa yang kita lakukan namun ketika hal tersebut tidak merugikan orang lain dan apa yang kita lakukan itu menurut kita menyenangkan bahkan menghasilkan baik penghargaan maupun materi kenapa kita harus menanggapi komentar negatif orang lain. Bukankah begitu?
Iyaa, anak tersebut memiliki mental juara yang tidak dimiliki semua orang, hal inilah yang patut kita contoh. Meskipun banyak yang tidak suka dengan apa yang kita lakukan namun ketika hal tersebut tidak merugikan orang lain dan apa yang kita lakukan itu menurut kita menyenangkan bahkan menghasilkan baik penghargaan maupun materi kenapa kita harus menanggapi komentar negatif orang lain. Bukankah begitu?
Seperti kata petinju dunia, Muhammad Ali. "Saya tidak takut dengan orang yang melatih seribu pukulan hanya sekali, namun saya takut dengan orang yang melatih satu pukulan sebanyak seribu kali".
Jangan biarkan orang
lain menghancurkan impian kita dan berdamailah dengan keadaan seburuk apapun
itu.
0 komentar:
Posting Komentar